oleh

AKBP ( Purn. ) Mukhlason, Namanya Tetap Hidup Meski Seragam Sudah Lepas

Purna tugas bukan akhir cerita. Sosok AKBP ( Purn ) Mukhlason tetap melekat di hati masyarakat karena pengabdiannya selama berdinas di Kepolisian yang tulus tanpa pamrih.

RAKYAT MERDEKA| KEDIRI KOTA  – Malam itu, jalanan Kota Kediri, Jawa Timur, masih lengang ketika sebuah motor trail melaju pelan. Di atasnya, seorang perwira polisi berpatroli, menyusuri gang-gang sempit dan perkampungan padat. Sosok itu adalah Kompol Mukhlason—saat itu menjabat sebagai Kapolsek Mojoroto—yang tak pernah lelah turun langsung ke masyarakat. Kini, namanya telah disertai embel-embel purnawirawan. Namun, jejak pengabdiannya tak hilang dari ingatan warga.

AKBP (Purn) Mukhlason dikenal luas sebagai polisi yang humanis, tegas, sekaligus dekat dengan semua kalangan. Ia akrab dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi pencak silat, pondok pesantren, hingga wartawan. Nomor WhatsApp pribadinya bahkan disebar secara terbuka ke warga, agar siapa pun bisa menghubunginya 24 jam penuh. “Kalau ada masalah, tinggal WA Pak Mukhlason. Cepat sekali ditindaklanjuti,” ujar salah seorang warga Mojoroto mengenangnya.

Potret kedekatan AKBP ( Purn ) Mukhlason dengan warga. Potret ini diambil saat dirinya masih menjabat Kapolsek Mojoroto, salah satu Polsek dalam jajaran Polres Kediri Kota.

Dari Becak hingga Perang Sarung

Banyak kisah kecil namun membekas selama Mukhlason menjabat. Pernah suatu ketika, saat itu dirinya menjabat sebagai Kapolsek Mojoroto, seorang tukang becak kehilangan becaknya karena dicuri. Tanpa pikir panjang, Mukhlason membeli becak kayuh baru dengan uang pribadinya untuk sang tukang becak.

Di lain waktu, ia turun langsung membubarkan judi sabung ayam, balap liar, hingga konvoi motor ugal-ugalan. Saat tren “Perang Sarung” di kalangan remaja yang saat itu sempat viral, Mukhlason sigap membubarkan aksi berbahaya itu sebelum memakan korban.

Potret AKBP ( Purn ) Mukhlason memimpin pembubaran judi sabung ayam. Kala itu dia menjabat Kapolsek Mojoroto, dengan pangkat Kompol. Dan ketika itu Dunia, termasuk Indonesia, masih terkena Covid 19.

Keberanian Mukhlason juga tercatat saat ia memimpin pengejaran gengster yang hendak berbuat onar di Kota Kediri. Bahkan, ia tak segan melintasi batas wilayah hukum Polsek Mojoroto demi memastikan situasi tetap aman.

Potret AKBP ( Purn ) Mukhlason saat masih menjabat sebagai Kabag Ops Polres Kediri Kota. Ketika itu dirinya sedang melakukan pengamanan bergerak terhadap rombongan pesilat yang melintasi jalanan umum Kediri Kota.

Kesabaran yang Diuji

Kala menjabat Kabag Ops Polres Kediri Kota, nama AKBP (Purn) Mukhlason pernah mencuat dan viral. Bukan karena operasi besar, melainkan gara-gara sebuah tantangan berkelahi dari salah satu warga.

Adegan itu seolah menegangkan, sebab yang ditantang bukan orang sembarangan. Mukhlason adalah mantan atlet Nasional Judo, mantan instruktur beladiri di SPN Mojokerto Polda Jatim, sekaligus karateka sabuk hitam Dan I. Namun alih-alih meladeni, ia justru memilih menahan diri. Baginya, ilmu beladiri bukan panggung adu otot, melainkan pusaka untuk menjaga dan melindungi masyarakat.

Potret saat AKBP ( Purn ) Mukhlason ditantang duel oleh seorang warga. Alih – alih meladeni tantangan itu, dirinya memilih menahan diri dan bersabar.

Pengabdian Tanpa Batas

Karier Mukhlason berliku. Ia pernah menjabat sebagai Kapolsek Kras, Kasubag Humas Polres Kediri, Kapolsek Gampengrejo (saat itu berpangkat AKP, sekaligus sempat menunaikan ibadah haji), Kapolsek Ngadiluwih, Kapolsek Krian Polresta Sidoarjo, Kapolsek Mojoroto, hingga Kabag Ops Polres Kediri Kota. Di tiap jabatan, jejak kebaikannya selalu meninggalkan kesan mendalam bagi warga.

Hampir tiap malam, ia berkeliling menggunakan motor trail kesayangannya. Bukan hanya sekedar patroli untuk memastikan keamanan dan kondusivitas wilayah, tapi juga dalam rangka untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung. Saat itu banyak warga yang merasa terbantu atas kehadiran dirinya, baik dalam urusan keamanan maupun bantuan sosial.

Akhir yang Menyentuh

Menjelang masa pensiun, kebiasaan patroli malamnya tetap dijaga. Tak ada yang berubah, seakan tugas itu bukan hanya kewajiban kedinasan, tapi sudah menjadi bagian dari jiwanya. Hingga akhirnya, detik – detik di penghujung masa dinas, Mukhlason melangkahkan kaki ke masjid Polres Kediri Kota.

Di sana, ia menunaikan sholat thobat. Dengan rendah hati, ia memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang mungkin pernah dilakukan, baik disengaja ataupun tidak selama berdinas di Kepolisian.

Kini, AKBP (Purn) Mukhlason resmi purna tugas. Namun, bagi masyarakat Kediri, namanya tetap hidup. Ia bukan sekadar sosok polisi yang menegakkan hukum, tapi juga sahabat, pelindung, sekaligus teladan. “Pak Mukhlason itu polisi yang merakyat. Tidak ada jarak dengan warga. Pensiun pun, namanya tetap akan selalu kami kenang,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.

Kini, suara motor trail itu memang tak lagi terdengar. Mukhlason sudah resmi pensiun dari kepolisian. Namun, kenangan tentang dirinya masih hidup di hati banyak orang. (**her )

\ Get the latest news /

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *