Rakyatmardeka.com – Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar webinar bertajuk “Sinergi Profesi dalam Tatalaksana Kegawatdaruratan Narkotika”, pada Jumat (24/10). Kegiatan yang berlangsung secara hybrid dari Gedung BNN di Cawang, Jakarta Timur, ini bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun IDI ke-75.


Acara yang diikuti lebih dari 1.200 peserta tersebut diikuti oleh 15 profesi tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, hingga konselor. Webinar ini dilakukan untuk memperkuat kapasitas petugas Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan mitra rehabilitasi agar lebih siap menangani situasi kegawatdaruratan serta gangguan fisik dan psikiatri akibat penyalahgunaan narkotika.
Dalam sambutannya, Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto, menegaskan pentingnya peran rehabilitasi sebagai ujung tombak penyelamatan korban penyalahgunaan narkotika. Ia juga mengingatkan bahwa narkotika tak mengenal batas usia atau latar belakang sosial.
“Saat ini banyak anak-anak yang sudah terkena narkotika. Kita harus punya semangat dan rasa bangga, karena Bapak/Ibu adalah ujung tombak yang menyentuh masyarakat,” ujarnya.
Kepala BNN RI menekankan bahwa di tengah pesatnya era digital, pekerjaan rehabilitasi tidak dapat digantikan oleh mesin maupun robot. Menurutnya, isu narkotika masih menjadi perhatian serius Presiden RI yang tercantum dalam Asta Cita dan program prioritas nasional. Data BNN menunjukkan ada sekitar 3,3 juta penyalahguna narkotika di Indonesia di mana 2,71 juta di antaranya merupakan usia produktif sehingga rehabilitasi perlu digencarkan.
Sejalan dengan yang disampaikan oleh Kepala BNN RI, dalam webinar tersebut Deputi Rehabilitasi BNN RI, dr. Bina Ampera Bukit, menjelaskan arah kebijakan rehabilitasi nasional 2025–2029 yang berfokus pada perluasan layanan dan penguatan sistem.
“Kami ingin memperluas program rehabilitasi melalui pengembangan layanan rawat jalan yang transparan dan terukur, pembangunan balai rehabilitasi baru, serta penguatan IPWL dan sistem digital seperti SIRENA 2.0 dan SERU Online,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, BNN berharap sinergi lintas profesi di bidang kesehatan dapat memperkuat kualitas layanan rehabilitasi di Indonesia. Adanya peningkatan kapasitas tenaga rehabilitasi diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih optimal, tepat sasaran, dan berdampak nyata bagi penyalahguna narkotika.
Red







Komentar