rakyatmardeka. com 9Singkawang, Kalimantan Barat Miris dan ironis. Saat atlet-atlet muda Kota Singkawang mengukir prestasi di arena tinju, pemerintah daerah justru dinilai menutup mata. Minimnya perhatian dari Pemkot, KONI, hingga Pertina Singkawang membuat para atlet harus berjuang dengan dana pribadi demi mengharumkan nama kota.
Hal ini disampaikan Bahru Ardiansyah, Ketua Teknik dan Kepelatihan Sasana Rembo Boxing Camp, yang menyoroti keras lemahnya dukungan pemerintah terhadap olahraga, khususnya tinju.
“Atlet kita berdarah-darah di ring demi nama kota, tapi dukungan pemerintah nyaris tidak ada. Mereka pulang membawa medali, tapi apakah layak terus berjuang sendirian?” ujar Bahru kepada awak media, Minggu (17/8/2025).
Menurutnya, prestasi atlet tinju asal Singkawang adalah bukti nyata bahwa talenta lokal punya potensi besar, bahkan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Namun, tanpa dukungan finansial dan sistem pembinaan yang jelas, semangat juang para atlet dikhawatirkan akan padam.
“Ini kebanggaan bagi kita semua. Sayangnya, atlet berangkat dengan biaya pribadi. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, siapa yang mau lagi berjuang demi nama daerah?” tegasnya.
Bahru juga mengingatkan agar Ketua Cabang Olahraga (Cabor) tidak bekerja sendiri-sendiri. Menurutnya, komunikasi aktif antar-cabor dengan KONI dan pemerintah mutlak diperlukan, agar agenda pertandingan bisa terencana dan masuk dalam penganggaran daerah.
“Cabor jangan pasif. Harus ada daftar event yang disiapkan dari awal. Kalau ada komunikasi dua arah, tidak akan ada lagi atlet yang harus rogoh kocek sendiri,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya duduk bersama antara pemerintah, KONI, Pertina, dan semua pihak terkait untuk membangun sistem pembinaan olahraga yang lebih terstruktur. Dukungan, kata dia, tidak hanya datang ketika seremoni atau setelah atlet pulang membawa medali, tetapi juga harus hadir sejak proses persiapan.
“Kalau mau hasil, prosesnya juga harus kita benahi. Atlet butuh dukungan moral dan finansial. Jangan hanya hadir saat seremonial lalu mengklaim prestasi itu sebagai milik bersama,” pungkas Bahru.
Kisah atlet Rembo Boxing Camp yang tetap berprestasi meski tanpa sokongan pemerintah menjadi alarm keras bagi masa depan olahraga di Kota Singkawang. Tanpa perubahan serius, peringatan Bahru seakan menjadi nyata: “Kita hanya sedang menonton masa depan olahraga di kota ini mati perlahan.”
Sumber: Bahru Ardiansyah, Ketua Teknik & Kepelatihan Rembo Boxing Camp
Penulis: Jono Aktuvis98
Komentar