oleh

NAPAK TILAS GURU SILAT MELAYU DI MEMPAWAH: GUBERNUR DAN BUPATI DUKUNG PELESTARIAN SILAT PUKOL TUJUH SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA

rakyatmerdeka.com – Mempawah, Kalimantan Barat – 1 Agustus 2025, Upaya pelestarian budaya lokal kembali mendapat perhatian di Kalimantan Barat. Yayasan Silat Pukol Tujoh Kalbar menggelar kegiatan perdana bertajuk Napak Tilas Guru Ayyub dan Guru Umar, dua tokoh utama silat kampung Melayu yang menjadi pengasas aliran silat Pukol Tujoh. Acara ini berlangsung khidmat di Gang Nelayan, Desa Purun Besar, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah.

Kegiatan budaya tersebut mendapat dukungan luas dari pemerintah provinsi maupun kabupaten. Hadir mewakili Gubernur Kalimantan Barat, Asisten Sekda Provinsi Kalbar, Drs. Alfian, MM, serta Wakil Bupati Mempawah, H. Juli Suryadi B., S.H., M.Si. Selain itu, sejumlah pejabat daerah, aparat keamanan, tokoh adat, serta keluarga besar almarhum Guru Ayyub dari Sintang turut memeriahkan acara yang juga diramaikan oleh ribuan warga dan jamaah silat.

“Napak tilas ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga bentuk penghormatan dan tanggung jawab untuk melanjutkan nilai-nilai kebijaksanaan leluhur yang diwariskan para guru melalui silat Pukol Tujoh,” ujar Drs. Alfian dalam sambutannya mewakili Gubernur Kalbar.

Wakil Bupati Mempawah menambahkan, Pemkab Mempawah siap mendukung pelestarian budaya daerah, termasuk menjadikan silat Pukol Tujoh sebagai bagian dari warisan budaya tak benda. “Sesuai amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kegiatan seperti ini adalah tonggak penting dalam memperkuat jati diri dan peradaban masyarakat lokal,” tegas Juli Suryadi.

Menariknya, kegiatan napak tilas kali ini juga dihadiri langsung oleh keluarga besar almarhum Guru Ayyub dari Sintang, termasuk cucu beliau, Riki, yang menyampaikan rasa haru dan terima kasih kepada penyelenggara.

“Terima kasih kami kepada Yayasan Silat Pukol Tujoh dan Poksu Mansyur, yang merupakan bagian dari keluarga kami. Tanpa mereka, sejarah dan warisan Datok kami mungkin akan dilupakan,” ucap Riki.

Ketua Yayasan Silat Pukol Tujoh Kalbar, Daeng Ridwansyah, menegaskan bahwa silat kampung merupakan aset budaya yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda. Ia juga berharap agar napak tilas ini bisa menjadi agenda rutin tahunan.

Senada, Ketua Persatuan Silat Pukol Tujoh Kalbar, Agus Setiadi, S.E., menyampaikan perlunya perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk menata kawasan makam Guru Ayyub dan Guru Umar agar menjadi pusat ziarah budaya.

“Kita perlu pelebaran akses jalan, pembangunan gapura, gelanggang latihan, dan museum kecil di kawasan ini. Sudah saatnya silat Pukol Tujoh didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” ujar Agus, yang juga Ketua Umum Persatuan Olahraga Mempawah (POM).

Menurutnya, silat Pukol Tujoh tidak memiliki panggung kompetisi formal sebagaimana silat modern. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan afirmatif dari pemerintah agar silat kampung tidak tenggelam dalam modernisasi tanpa akar budaya.

Walau sempat diguyur hujan lebat, masyarakat tetap antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Pertunjukan palang pintu dan tarian adat dari POM Kabupaten Mempawah tetap berlangsung meriah, dengan tamu undangan menggunakan payung yang disiapkan panitia.

Ketua Panitia, Rizal, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang hadir dan berkontribusi. Ia juga mengumumkan rencana berikutnya, yakni Haul Guru Ayyub dalam waktu dekat. “Mohon doa dan dukungan agar rencana kami dimudahkan Allah SWT,” ujarnya.

Sumber : Daeng Ridwansyah, Ketua Umum Yayasan Silat Pukol Tujoh Kalbar

\ Get the latest news /

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *