oleh

Menentukan Alokasi Dana untuk Investasi Reksa Dana Online

-Uncategorized-14 Dilihat

Investasi sering dianggap langkah besar yang hanya bisa dilakukan setelah semua kebutuhan hidup terpenuhi. Padahal, justru dengan investasi sejak dini, kita bisa lebih tenang menghadapi masa depan. Namun sebelum memutuskan mau beli reksa dana, saham, atau emas, ada satu tips investasi reksadana untuk pemula yang sering terlewat yaitu menentukan alokasi dana.

Kenapa ini penting? Karena tanpa alokasi yang jelas, kita bisa terjebak antara kebutuhan sehari-hari dan keinginan berinvestasi. Akhirnya, bukannya untung, malah berujung kacau karena dana yang seharusnya dipakai untuk bayar cicilan atau belanja bulanan malah dipakai untuk investasi.

Mengapa Harus Dialokasikan Terlebih Dahulu

Investasi ibarat menanam pohon. Kalau benihnya diambil dari sisa dapur, pohon mungkin tumbuh, namun tidak sehat. Begitu juga dengan uang. Kalau kamu hanya menyisakan “sisa uang” untuk investasi, besar kemungkinan jumlahnya tidak konsisten.

Dengan mengalokasikan dana khusus dari pendapatan rutin, kamu punya “benih sehat” yang siap ditanam setiap bulan. Prinsipnya sederhana, bayar diri sendiri dulu sebelum membayar hal lain. Artinya, sisihkan dana investasi lebih dulu, baru sisanya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Alokasi Ideal Menurut Ahli

Lalu, berapa jumlah yang sebaiknya dialokasikan untuk investasi reksa dana online? Para perencana keuangan biasanya menyarankan minimal 10% dari pendapatan bulanan.

Contoh sederhana:

– Jika penghasilan Rp10 juta, maka dana investasi ideal Rp1 juta per bulan.

– Kalau penghasilan Rp5 juta, maka sekitar Rp500 ribu sudah cukup.

Angka ini bukan aturan kaku. Kalau kamu mampu lebih, tentu hasilnya juga lebih maksimal. Namun jika kemampuan baru di bawah 10%, jangan kecil hati. Asal kamu konsisten, bukan besar kecilnya nominal.

Menggunakan Rumus 50/30/20

Salah satu metode populer dalam mengatur keuangan adalah rumus 50/30/20:

a. 50% untuk kebutuhan pokok: makan, transportasi, cicilan, listrik, dan lain-lain.

b. 30% untuk gaya hidup: hobi, hiburan, nongkrong, belanja online.

c. 20% untuk tabungan dan investasi.

Dari 20% ini, kamu bisa bagi dua yaitu sebagian untuk dana darurat, sebagian lagi untuk investasi jangka panjang. Dengan begitu, keuangan tetap sehat dan risiko terjebak di utang bisa dihindari.

Mari kita lihat contoh dua orang dengan penghasilan sama, Rp8 juta per bulan:

– Andi tidak pernah menentukan alokasi. Ia hanya berinvestasi kalau ada sisa. Kadang Rp100 ribu, kadang Rp500 ribu, kadang nol. Dalam setahun, jumlah investasinya tidak konsisten, total hanya sekitar Rp2 juta.

– Sinta disiplin mengalokasikan 10% dari gajinya, yaitu Rp800 ribu per bulan. Dalam setahun, ia bisa konsisten berinvestasi Rp9,6 juta.

Siapa yang lebih cepat mencapai tujuan finansial? Sinta lebih punya potensi. Bukan karena gajinya lebih besar, tapi karena punya sistem alokasi yang konsisten.

Menyesuaikan dengan Tujuan Keuangan

Setiap orang punya tujuan keuangan berbeda. Ada yang ingin menyiapkan dana pensiun, pendidikan anak, beli rumah, atau sekadar menambah aset. Alokasi dana sebaiknya disesuaikan dengan tujuan tersebut.

a. Tujuan jangka pendek (1–3 tahun): alokasikan dana di instrumen aman seperti deposito, reksa dana pasar uang, atau obligasi jangka pendek.

b. Tujuan jangka menengah (3–5 tahun): bisa mempertimbangkan reksa dana pendapatan tetap atau campuran.

c. Tujuan jangka panjang (lebih dari 5 tahun): saham atau reksa dana saham jadi pilihan tepat karena potensi hasil lebih tinggi.

Dengan menentukan tujuan, kamu bisa lebih jelas menghitung berapa dana yang harus dialokasikan setiap bulan.

Tips Agar Alokasi Dana Investasi Berjalan Lancar

a. Otomatisasi transfer

Gunakan fitur autodebet dari rekening gaji ke rekening investasi. Dengan begitu, kamu tidak tergoda untuk menghabiskan uang dulu baru menyisihkan sisanya.

b. Mulai kecil, tingkatkan bertahap

Kalau belum bisa 10%, mulai saja dari 5%. Nanti saat gaji naik, tingkatkan alokasinya.

c. Pisahkan rekening

Jangan campur rekening untuk kebutuhan harian dengan rekening khusus investasi. Pemisahan ini membuatmu lebih disiplin.

Hindari utang konsumtif. Kalau terlalu banyak cicilan, otomatis ruang untuk investasi makin sempit. Prioritaskan melunasi utang berbunga tinggi dulu.

Kesalahan Umum dalam Alokasi Dana Investasi

a. Menunda sampai ada “sisa.” Akhirnya, tidak pernah konsisten.

b. Berinvestasi terlalu besar. Karena semangat, semua uang dimasukkan ke investasi. Akibatnya, pas ada kebutuhan mendadak, terpaksa tarik dana sebelum waktunya.

c. Tidak punya dana darurat. Ini berbahaya, karena investasi jangka panjang bukan untuk kebutuhan harian.

d. Menentukan alokasi dana untuk investasi adalah langkah awal tips investasi reksadana untuk pemula menuju kebebasan finansial. Dengan alokasi yang jelas, kamu tidak perlu bingung setiap kali menerima gaji. Kamu tahu persis berapa yang harus ditabung, berapa yang bisa dinikmati, dan berapa yang ditanam untuk masa depan.

Ingat, jumlahnya bisa kecil, tapi konsistensi akan melipatgandakan hasil. Dengan disiplin mengalokasikan minimal 10% pendapatan, perlahan kamu sedang membuat persiapan masa depan. Tak perlu tunggu ada sisa uang baru berinvestasi. Sisihkan dulu, nikmati sisanya. Karena masa depanmu layak diprioritaskan, bukan hanya dijanjikan.

Sekarang, saatnya kamu memilih investasi reksa dana di platform yang tepat. Kamu bisa mulai investasi reksa dana di neobank dari Bank Neo Commerce. Dengan investasi reksa dana di neobank, kamu bisa dapat keuntungan di antaranya: 

a. Investasi mulai dengan nominal kecil mulai dari Rp10.000

b. Pilihan produk sesuai profil risiko 

c. Aman karena dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman 

d. Tersedia fitur investasi reksa dana rutin secara otomatis

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan mulai berinvestasi reksa dana sekarang. 

Kunjungi link  reksa dana untuk info lengkap serta syarat dan ketentuan terbaru mengenai reksa dana.

Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa datang.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

\ Get the latest news /

Artikel ini juga tayang di VRITIMES