oleh

Manajemen Gaji Bulanan untuk yang Sering Lupa Menabung

Setiap awal bulan, semangatnya membara: gaji baru masuk, rencana menabung sudah disusun, bahkan sempat bikin janji sama diri sendiri, “Bulan ini aku harus hemat.” Namun, belum juga dua minggu, saldo sudah menipis. Rasanya seperti déjà vu  setiap bulan sama saja.

Kalau kamu termasuk orang yang sering lupa (atau sengaja lupa) menabung, tenang, kamu tidak sendirian. Banyak pekerja muda di Indonesia mengalami hal serupa, terutama di tengah gaya hidup digital yang serba instan dan menggoda. Pesanan makanan tinggal klik, belanja online tinggal geser layar, dan diskon selalu datang di waktu yang “tepat.”

Namun, kalau kebiasaan ini dibiarkan, kamu akan terus terjebak dalam siklus “gaji datang, uang hilang.” Yuk, mulai atur ulang cara kamu mengelola gaji dengan strategi yang sederhana tapi efektif.

1. Terapkan sistem “bayar diri sendiri dulu”

Begitu gaji masuk, jangan langsung bayar tagihan, apalagi belanja. Langkah pertama yang harus dilakukan justru bayar diri sendiri dulu. Artinya, sisihkan sebagian uang untuk tabungan atau investasi sebelum yang lain.

Banyak orang gagal menabung karena mereka menunggu sisa uang di akhir bulan. Padahal, faktanya, jarang sekali ada “sisa” itu. Dengan prinsip pay yourself first, kamu memastikan tabungan tetap aman, tanpa terganggu kebutuhan lain.

Contoh: dari gaji Rp7 juta, langsung sisihkan 10% (Rp700 ribu) ke rekening tabungan otomatis. Anggap itu seperti “tagihan wajib” yang harus dibayar setiap bulan.

Insight: Orang yang menggunakan sistem otomatis seperti autodebet untuk menabung cenderung 40% lebih konsisten menabung daripada yang melakukannya manual.

2. Pisahkan rekening untuk kebutuhan dan keinginan

Salah satu penyebab cepat habisnya gaji adalah karena semua uang bercampur jadi satu. Akibatnya, kamu sulit membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana yang hanya keinginan sesaat. Solusinya kamu bisa gunakan dua rekening berbeda.

– Rekening pertama untuk kebutuhan tetap: bayar kos, listrik, pulsa, cicilan, dan kebutuhan bulanan.

– Rekening kedua untuk tabungan dan keinginan seperti nongkrong, jajan, atau belanja online.

Dengan pemisahan ini, kamu punya batas psikologis, kalau saldo rekening keinginan sudah habis, berarti waktu “menahan diri” sudah tiba.

3. Gunakan rumus 50-30-20 sesuai kondisi

Rumus klasik ini bisa kamu jadikan acuan awal:

– 50% dari gaji untuk kebutuhan (sewa, makan, transportasi, tagihan)

– 30% untuk gaya hidup (hiburan, makan di luar, skincare, dll.)

– 20% untuk tabungan dan investasi

Namun, rumus ini bukan hukum mutlak. Kalau kamu tinggal di kota besar dengan biaya tinggi, bisa saja proporsinya berubah jadi 60-25-15. Intinya, pastikan ada bagian tetap untuk tabungan berapapun jumlahnya.

Menurut data Katadata (2024), 64% milenial di Indonesia mengaku tidak punya tabungan tetap karena tidak menetapkan persentase pasti sejak awal bulan.

4. Catat pengeluaran harian 

Kebiasaan kecil seperti beli kopi atau jajan sore sering kali dianggap sepele, padahal kalau dijumlahkan bisa besar banget. Coba catat semua pengeluaran kamu selama seminggu, bahkan yang nominalnya kecil.

Kamu akan terkejut betapa banyak “uang hilang tak terasa.” Dengan mencatat, kamu jadi sadar ke mana uangmu pergi dan bisa menentukan pengeluaran mana yang perlu dikurangi.

Bisa pakai aplikasi pencatat keuangan, atau cukup pakai notes di ponsel. Asalkan konsisten. Orang yang rutin mencatat pengeluaran rata-rata bisa menghemat 15–20% dari gaji bulanan karena lebih sadar terhadap perilaku konsumsi mereka.

5. Hindari efek “gaji baru masuk”

Hari gajian sering dianggap “hari raya” versi pekerja. Biasanya langsung diikuti dengan “self reward”: makan enak, belanja online, atau nongkrong bareng teman. Tidak salah memberi penghargaan untuk diri sendiri, asal tahu batas.

Efek euforia ini bisa memicu lifestyle inflation, pengeluaran meningkat seiring kenaikan gaji. Kalau gaji naik tapi pengeluaran naik dua kali lipat, kamu tidak akan pernah merasa cukup.

Berikan jeda 2–3 hari setelah gaji masuk sebelum mulai belanja atau hangout. Dengan menunda sedikit, kamu bisa menahan keputusan impulsif yang sering bikin dompet menjerit.

6. Gunakan tabungan dengan tujuan spesifik

Alih-alih menabung tanpa arah, buat tujuan yang jelas: “tabungan liburan ke Bali,” “uang DP rumah,” atau “modal usaha kecil.” Tujuan spesifik membuat kamu lebih termotivasi karena ada hasil nyata yang ditunggu.

Pisahkan tiap tujuan dalam rekening berbeda atau gunakan fitur tabungan berjangka. Setiap kali setor, kamu tahu uang itu punya misi tertentu, bukan sekadar “numpang tidur” di rekening.

Insight: Studi keuangan menunjukkan bahwa menabung dengan tujuan spesifik meningkatkan konsistensi hingga 2,5 kali lipat dibanding tabungan tanpa tujuan.

7. Evaluasi dan perbaiki setiap bulan

Keuangan pribadi itu dinamis, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri. Bulan ini gagal nabung? Evaluasi pengeluaran mana yang membengkak, apa pemicunya, dan bagaimana mengatasinya bulan depan.

Membuat jurnal keuangan bulanan bisa jadi langkah refleksi yang efektif. Kamu bisa melihat progres, memperbaiki kebiasaan, dan perlahan-lahan membangun disiplin finansial yang kuat.

Saatnya Ubah Pola, Bukan Janji

Menabung bukan soal seberapa besar gaji, tapi seberapa bijak kamu mengelola arus uang. Banyak orang bergaji tinggi pun tetap kesulitan menabung karena tidak punya sistem yang jelas.

Kalau kamu sering lupa atau malas menabung, buatlah sistem yang tidak bisa dilupakan otomatis, sederhana, dan punya tujuan yang jelas.

Kini, ada cara lebih mudah untuk memulai kebiasaan menabung lewat fitur tabungan digital di neobank dari Bank Neo Commerce. Kamu bisa buka rekening dari ponsel, atur setoran otomatis setiap bulan, dan nikmati bunga menarik tanpa ribet.

Mulailah dari nominal kecil, yang penting konsisten. Karena kalau kamu disiplin menabung hari ini, kamu sedang membangun kebebasan finansial untuk masa depanmu sendiri. 

Kamu bisa menabung di neobank dari Bank Neo Commerce. Coba rekomendasi tabungan bank terbaik melalui produk Tabungan NOW dengan bunga kompetitif yang cair harian. Uang simpanan kamu pun bisa tumbuh perlahan. Selain itu, Tabungan NOW juga termasuk tabungan tanpa biaya admin. 

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan coba rekomendasi tabungan bank terbaik lewat produk Tabungan NOW sekarang. 

Cek info lebih lanjut dan terbaru di link Tabungan NOW.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

\ Get the latest news /

Artikel ini juga tayang di VRITIMES