Rakyat Merdeka| Batang – Siapa sangka, anak buruh panggul di pabrik teh yang dulu hidup serba keterbatasan kini telah menyandang gelar Doktor.
Dialah Mas Turno, sosok inspiratif asal Batang, Jawa Tengah, yang membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
Masa kecil Mas Turno jauh dari kata mudah. Ia lahir dan tumbuh di lingkungan perkebunan teh milik PT Pagilaran Batang, di mana ayah bekerja sebagai buruh dengan penghasilan pas-pasan dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.
Dalam kenangan masa kecilnya, ia kerap hanya makan nasi dengan garam,nasi dengan ikan asin dan sambal seadanya atau nasi jagung untuk bertahan hidup. Namun dari sanalah, semangat perjuangan dan keteguhan hatinya ditempa.
Sejak duduk di bangku SMP, Mas Turno sudah mulai mencari tambahan biaya ia bekerja sebagai penjaga karcis di kawasan agrowisata Pagilaran.
Pekerjaan itu dilanjutkannya hingga SMA, demi membantu ekonomi keluarga sekaligus membiayai sekolahnya sendiri.
“Kalau mau sukses, jangan malu bekerja keras,” katanya suatu kali, mengenang masa – masa sulit itu.
“ketika temen temen sebayanya yang hobi main bola beliau hanya bisa meminjam sepatu bola punya teman seusianya itupun kalau temanya pergi atau berhalangan main bola, sampai dititik terendah itu ekonomi keluarganya hingga beli sepatu bola saja tidak mampu,”kenangnya..
Setelah lulus SMA, Mas Turno melanjutkan kuliah S1 di UIN walisongo Semarang sambil bekerja di perusahaan di area semarang juga, Kehidupan di kota besar tak membuatnya menyerah, meski harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan.
Setelah meraih gelar sarjana, Ia melanjutkan menempuh pendidikan S2 di semarang juga, selain pendidikan yang beliau utamakan juga pernah bekerja sebagai ketua panwaslu kabupaten batang periode 2011 sd 2014.
Dari sinilah beliau banyak berkomunikasi dan mengenal banyak karakter baik di lingkungan masyarakat umum maupun dunia perpolitikan.
Perjalanan panjang itu mencapai puncaknya ketika Mas Turno berhasil menyelesaikan studi S3 (Doktor)pada hari senin kemarin (13.10. 25) dan dinyatakan lulus oleh 8 para penguji yang semuanya adalah profesior dibidangnya dan acara berlokasi di gedung UNNES semarang.,
Saat menempuh pendidikan doktoralnya, ia juga aktif bekerja sebagai tenaga ahli pemberdayaan desa di Kementerian Desa, berkontribusi langsung bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat kususnya di pedesaan sehingga mampu mengenali dan memahami kendala dan potensi desa desa khususnya di kabupaten batang
Kini, sosok yang dulu hanya dikenal sebagai penjaga karcis masuk di kawasan agrowisata Pagilaran itu telah menjadi seorang doktor yang berkiprah untuk negeri.
Keberhasilannya menjadi bukti nyata bahwa asal – usul sederhana bukanlah batas untuk bermimpi tinggi.
Sekarang mas Turno sudah sah bergelar Dr.Turno,s.sos.i.,M.pd menginspirasi banyak anak muda dari keluarga sederhana untuk tak berhenti berjuang.
“Saya hanya anak buruh panggu di pabrik teh, tapi saya yakin Tuhan tidak menilai dari asal kita, melainkan dari seberapa besar usaha dan kejujuran kita dalam melangkah, mewujudkan impiannya” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dari perkebunan teh Pagilaran hingga gedung kementerian di Jakarta, perjalanan Mas Turno adalah kisah tentang keteguhan, kerja keras, dan keyakinan bahwa pendidikan bisa mengubah nasib siapa pun yang mau berjuang.
Jurnalis : Goenk widja
Komentar