Rakyat Mardeka.com,Maros – Indonesia sudah ke – 80 tahun merdeka, namun dalam kemerdekaan itu mungkin saja masyarakat Indonesia sudah merdeka merasakan kebebasan dari segi ancaman baik secara fisik maupun non fisik.
Seharusnya di umur yang ke -80 tahun Indonesia merdeka, pembangunan infrastruktur di daerah pelosok pedesaan sudah merata.
Tapi fakta dan realitas yang terjadi di lapangan jauh dari kata Merdeka.
Berdasarkan hasil penelusuran media di lapangan beberapa waktu lalu, sebuah kampung berada di lereng gunung, yakni Kampung Mattangga, Dusun Mallenreng, Desa Laiya Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan memiliki akses jalan yang cukup memperihatinkan.
Dimana jalan menuju kampung tersebut, dengan lebar jalan seluas kurang lebih satu meter dan jarak dari jalan daerah sekitar kurang lebih lima Kilometer kondisinya cukup mencekam.
Kondisi jalan tersebut, tak sepenuhnya sudah di lakukan pengecoran, melainkan masih terbilang lebih banyak menggunakan batu gunung (alias perkerasan).
Di waktu musim kemarau saja kondisi jalan begitu sulit untuk dilalui, bagaimana jika musim penghujan sudah tiba kata sumber.
Tak hanya itu kinerja Pemerintah Kecamatan Cenrana Juga patut dipertanyakan, apakah mereka pernah turun melakukan pemantauan di daerahnya itu, atau hanya duduk manis di kursi yang empuk saja?.
Ini bukan soal kurangnya warga yang tinggal di kampung mattangga itu, namun kita lebih berbicara tentang kesetaraan dalam sebuah pembangunan di Indonesia pada umumnya.
Publik juga berharap agar pihak porkopimda Kabupaten Maros segera turun melakukan peninjauan terkait jalan yang di maksud itu.
Sehingga masyarakat yang tinggal di kampung mattangga itu bisa merasakan akses jalan sama masayarakat lainnya.
Selain dari itu juga, penggunaan Anggaran Dana Desa di Desa Laiya juga mesti di pertanyakan, di kemanakan ada apa-apa saja yang dibangun.
Komentar