oleh

Data Tenaga Kerja AS Melemah, Emas Naik dan The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga

-Uncategorized-23 Dilihat

Harga emas (XAU/USD) melanjutkan penguatannya di awal pekan setelah pada perdagangan sesi Amerika Utara, Jumat lalu (12/9), mencatat kenaikan lebih dari 0,44%. Dorongan utama datang dari data pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis lebih lemah dari perkiraan, sehingga semakin memperbesar peluang bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan September yang dijadwalkan Rabu mendatang. Saat sesi Asia Senin pagi (15/9), harga emas terpantau mendekati $3.640, menegaskan sentimen bullish yang telah terbentuk sejak pekan sebelumnya.

Para pelaku pasar kini menaruh fokus penuh pada keputusan The Fed yang diantisipasi akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Meskipun demikian, terdapat peluang kecil bahwa pemangkasan bisa lebih agresif hingga 50 basis poin, mengingat tanda-tanda perlambatan pertumbuhan tenaga kerja yang semakin nyata. Ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut bahkan telah diperhitungkan hingga tahun 2026 sebagai langkah pencegahan terhadap potensi resesi. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah secara alami mengurangi biaya peluang dalam memegang emas yang tidak menawarkan imbal hasil dan pada akhirnya meningkatkan daya tarik logam mulia tersebut.

Di sisi teknikal, Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, menekankan bahwa tren bullish emas masih terjaga kuat. Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average mendukung proyeksi penguatan lebih lanjut. Andy memperkirakan jika tekanan beli terus berlanjut, XAU/USD berpotensi menembus level $3.675 pada perdagangan hari ini. Level tersebut menjadi sasaran utama pelaku pasar yang memanfaatkan momentum positif dari ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Meski demikian, potensi koreksi tetap perlu diwaspadai. Skenario lain yang mungkin terjadi adalah apabila harga gagal mempertahankan penguatannya dan justru terkoreksi menuju area $3.619. Koreksi ini bisa dipicu oleh rilis data inflasi terbaru atau perkembangan positif dari perundingan dagang AS–Tiongkok yang sedang berlangsung di Madrid. Meredanya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia dapat mendorong meningkatnya minat risiko investor, yang pada gilirannya mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas.

Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures, menambahkan bahwa ketenagakerjaan yang melemah dan inflasi yang tidak merata memberikan ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. “Ekspektasi pemangkasan suku bunga mendorong logam mulia lebih tinggi karena ada risiko inflasi jangka panjang,” ujarnya. Pandangan ini sejalan dengan analisis teknikal yang memperlihatkan penguatan tren bullish emas.

Dengan kombinasi fundamental dan teknikal yang menguntungkan, emas diperkirakan akan tetap menjadi pilihan menarik hingga keputusan The Fed diumumkan. Investor dan trader disarankan memantau pergerakan di area $3.640, karena reaksi pasar terhadap hasil rapat The Fed akan menjadi faktor penentu apakah emas mampu menembus target $3.675 atau justru kembali menguji support di $3.619.

\ Get the latest news /

Artikel ini juga tayang di VRITIMES